Taufiq Sholeh As Syukroni
Komunikasi dan Penyiaran Islam
Institut Pesantren Mathali’ul Falah
Abstract: Media pembelajaran audio visual adalah media perantara yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat mahasantri mampu memperoleh pengetahuan.guna mengatasi revolusi industri 4.0 dalam pendidikan, keterlibatan media digital seperti audio visual sangat dibutuhkan. Maka penulis tertarik untuk meneliti Ma’had Jami’ah Mathali’ul Falah dalam mengembangkan bahasa Inggris. Ditinjau dari penelitian peran mahasantri di Ma’had perlu adanya pembelajaran dengan metode digital melalui media sosial seperti instagram dan whatsapp. Karena menyikapi mahasantri yang juga sibuk dengan dunia perkuliahannya. Jadi dengan media tersebut mahasantri bisa belajar bahasa Inggris dimana saja, kapan saja hanya dengan smartphone yang setiap hari di gunakan oleh mereka.
Kata Kunci: Mahasantri, Budaya, Bahasa Inggris , Media Audio Visual
Pendahuluan
Sebelum membicarakan Mahasantri Ma’had Jami’ah Mathali’ul Falah Dalam Pengembangan Budaya Berbahasa Inggris Melalui Media Audio Visual, ada baiknya penulis memberikan definisi terlebih dahulu tentang variabel-variabel judul di atas. Secara harfiyah, Kata santri menurut C. C Berg berasal dari bahasa india, shantri, yaitu orang yang tahu buku-buku suci Agama Hindu atau seseorang sarjana ahli kitab suci Agama Hindu. Penulis menggunakan kata mahasantri pada judul diatas, karena objeknya adalah santri yang sudah kuliah. Secara historis, Ma’had Jami’ah Mathali’ul Falah didirikan sebagai pengintegrasian pendidikan perguruan tinggi dengan pendidikan pesantren (tradisional) santri-santri yang kuliah di Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) Pati sehingga memiliki daya saing tinggi pada dunia moderenisasi dan globalisasi.
Sedangkan budaya berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, dalam bahasa Inggris budaya disebut culture yang berasal dari kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan. Tylor mendefinisikan kultur sebagai suatu keseluruhan yang kompleks termasuk didalamnya pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat dan segala kemampuan dan kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai seorang anggota masyarakat. Dengan budaya berbahasa menurut pandangan penulis, merupakan sebagai upaya metode penerapan pembelajaran bahasa Inggris di Ma’had karena dengan budaya para mahasantri akan terbiasa menggunakan bahasa Inggris melalui percakapan atau pendengaran yang sering digunakan. Kemampuan berbicara bahasa Inggris jika tidak dibiasakan akan mengalami penurunan maksudnya kosa kata-kosa kata yang telah dihafalkan akan hilang.
Tidak diragukan lagi bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa global. Oleh karena itu bangsa Indonesia harus mempelajarinya guna mendapatkan keuntungan dari belajar bahasa Inggris. Bahasa Inggris sangat penting untuk memperoleh informasi dari riset-riset dan perkembangan teknologi terbaru, mengapa? karena sebagian besar temuan terbaru dipublikasikan secara internasional dalam bahasa Inggris. Kondisi ini menuntut para mahasantri Ma’had Jami’ah Mathali’ul Falah untuk belajar bahasa Inggris lebih giat dengan menyediakan pembelajaran bahasa Inggris melalui media audio visual karena diyakini mampu menjadi inovasi baru agar pembelajaran bahasa mudah tersampaikan.
Menyadari pentingnya bahasa Inggris di era sekarang menurut penulis, peran Mahasantri Ma’had Jami’ah Mathali’ul Falah di era revolusi industri 4.0 mengenai pembelajaran bahasa Inggris harus dioptimalkan. Khususnya melalui media audio visual.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan pembelajaran. Penelitian studi kasus adalah suatu cara fokus meneliti kasus tertentu secara mendalam sehingga dapat mengidentifikasi hubungan sosial, proses dan kategori yang secara bersamaan dapat dikenali, khas, dan unik. Sehingga diperlukan detail yang cukup untuk memberikan gambaran tentang sebuah kasus.
Penelitian studi kasus ini, objeknya adalah mahasantri Ma’had Jami’ah Mathali’ul Falah Kabupaten Pati yang nota bene juga mahasiswa Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA), dan pengajar-pengajar atau musyrif-musyrifah Ma’had agar data yang diperoleh komprehensif. Beberapa Musyrif dan Mahasantri Ma’had Jami’ah Mathali’ul Falah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara antara Musyrif dan Mahasantri meliputi peran dan proses pembelajaran bahasa Inggris.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peran Mahasantri Ma’had Jami’ah Mathali’ul Falah di Era Revolusi Industri 4.0
Revolusi industri 4.0 merupakan era penerapan teknologi modern, antara lain teknologi fiber (fiber technology) dan sistem jaringan terintegrasi (integrated network), yang bekerja di setiap aktifitas ekonomi, dari produksi hingga konsumsi. Dalam salah satu studinya, the World Economic Forum (WEF) menyatakan bahwa revolusi industri 4.0 ditandai oleh pembaharuan (fusion) teknologi yang mampu menghapus batas-batas penggerak aktifitas ekonomi, baik dari perspektif fisik, digital, maupun biologi. Dengan bahasa yang lebih sederhana bisa dikatakan bahwa pembauran teknologi mampu mengintegrasikan faktor sumberdaya manusia, instrumen produksi, serta metode operasional, dalam mencapai tujuan.
Informasi dan Teknologi memengaruhi aktivitas Ma’had dengan sangat masif. Informasi dan pengetahuan baru menyebar dengan mudah dan aksesibel bagi siapa saja yang membutuhkannya. Pendidikan mengalami disrupsi yang sangat hebat sekali. Era Revolusi Industri 4.0 merupakan tantangan berat, mengutip dari Jack MA dalam pertemuan tahunan World Economic Forum 2018, pendidikan adalah tantangan abad ini. Jika tidak mengubah cara belajar mengajar, 30 tahun mendatang kita akan mengalami kesulitan besar.
Menyadari tantangan yang begitu besar dalam pendidikan, penulis memfokuskan pada proses pembelajaran bahasa Inggris mahasantri Ma’had Jami’ah Mathali’ul Falah dimana dalam prosenya terdapat program budaya berbahasa Inggris melalui media digital yakni media audio visual karena terbukti lebih membangkitkan minat mahasantri. Oemar Hamalik dalam Azhar Arsyad mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru mahasantri, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap mahasantri.
Menurut Sadiman, banyak kelebihan-kelebihan pembelajaran bahasa Inggris menggunakan media audio visual, mahasantri bisa dengan mudah secara cepat memahami materi dengan video serta bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya, menghemat waktu dan rekaman video bisa diputar berulang-ulang, bisa dikontrol saat gambar menunjukkan kata bahasa inggris yang sulit, dan ruang tak perlu digelapkan waktu penyajian. Dalam perkembangannya program pembelajaran bahasa Inggris berjalan dengan baik melalui media audio visual. Hariyanto salah satu Musyrif di Ma’had berpendapat, mengajar dengan media audio visual sangat efektif bagi mahasantri karena meningkatkan antusias belajar mereka serta mempermudah para mahasantri untuk mengulang-ulang video tersebut. Dalam video yang berisikan percakapan orang asing bisa dianalisis bersama-sama, seperti bagaimana pengucapan, kosa kata, dan gramatikal bahasa Inggris sesuai bahasa yang mereka gunakan.
Pengembangan Budaya Berbahasa Inggris Melalui Media Audio Visual
Konsep Pengembangan Budaya Bahasa Inggris
Umi salah satu Musyrifah mempunyai pandangan, memasuki era teknologi yang semakin canggih banyak ditemukan bahasa Inggris, maka sangat dituntut agar bisa sekaligus memahami bahasa tersebut dengan tujuan bisa mengoperasikan teknologi. Bahasa Inggris menjadi salah satu program wajib di Mahad, karena ingin menjadikan lulusannya yang propesional dan mumpumi dibidangnya selain itu bahasa Inggris adalah kunci sukses ketika sudah terjun di dunia kerja. Rafizah Mohd Rawan, Ph. D. dalam seminarnya memaparkan, bahasa Inggris sebagai keterampilan kepemimpinan untuk kerja sama, pemecahan masalah, dan keterampilan mendengarkan, keterampilan kesadaran diri, sepanjang proses berkolaborasi. Kamilia juga menuturkan pentingnya bahasa Inggris untuk kelangsungan mereka kuliah. Sebagai persiapan menghadapi ujian toefl, ujian ini memerlukan persiapan yang lama, maka mulai dari awal harus dipersiapkan. Dan persiapan ielts sebagai syarat kuliah S2 di luar negeri bagi yang berminat.
Umi mengatakan metode yang relevan bagi mahasantri yang juga sibuk dengan dunia perkuliahan, yang sulit menerapkan budaya bahasa Inggris karena kesehariannya menghadapi banyak tugas kuliah. Para Musryrif memanfaatkan media sosial, seperti menganalisis konten-konten percakapan di instagram dan whatsapp. Audio visual cocok bagi mereka karena media tersebut merupakan bentuk media pembelajaran gabungan antara media audio visual (audio dan visual). Pemakaiannya tidak membosankan, hasilnya lebih mudah untuk dipahami, dan informasi yang diterima lebih jelas dan cepat dimengerti.
Konsep Pembelajaran Melalui Media Audio Visual
Menurut Suyitno dan Hamdani, pembelajaran secara umum adalah kegiatan yang dilakukan guru sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran adalah upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta antar siswa. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa dikatakan pembelajaran apabila terjadi interaksi antara peserta didik dengan pendidik, serta diikuti dengan sumber belajar yang memadai yang terdapat dalam lingkungan belajar sehingga terjadi perilaku-perilaku tertentu.
Selanjutnya, Suryani dan Agung menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi pendidikan antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat dan berdaya guna. Miarso dan Fadlillah menyebutkan bahwa media pembelajaran ialah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
Menurut Hamdani sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual. Audio visual akan menjadikan penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Menurut salah satu Mahasantriwati Izzah, metode pembelajaran bahasa Inggris melalui media audio visual sangat cocok bagi pengembangan berbahasa di Ma’had itu sendiri, dibanding metode manual, juga sebagai penunjang mata kuliah bahasa inggris yang masih menggunakan metode manual.
Sanjaya berpendapat media audio visual, yaitu media yang mengandung unsur suara dan gambar yang dapat dilihat dan didengar, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Febliza dan Zul mengatakan pembelajaran dengan menggunakan media Audio-visual adalah sebuah cara pembelajaran dengan menggunakan media yang mengandung unsur suara dan gambar, dimana dalam proses penyerapan materi melibatkan indra penglihatan dan indra pendengaran. Melihat perincian pengertian komponen-komponen yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran audio visual adalah media perantara yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang dipergunakan untuk membantu tercapainya tujuan belajar.
Pada penelitian ini, materi pelajaran yang disampaikan melalui media audio visual dengan menggunakan LCD Projector atau Infokus. Sutrisno & Suherman LCD (Liquid Crystal Display) Projector adalah alat bantu presentasi multimedia yang dapat menampilkan gambar dan suara.
Simpulan
Pemanfaatan media pembelajaran bahasa Inggris berbasis audio visual di Ma’had Jami’ah Mathali’ul Falah Kabupaten Pati dinyatakan berhasil. Hal itu dapat dilihat dari penelitian antara Musyrif dan Mahasantri, bahwa melalui audio visual dapat mengembangkan mutu bahasa Inggris. Audio Visual dalam prakteknya menampilkan video yang berisi percakapan bahasa Inggris yang merupakan alat bantu dalam proses pembelajarannya. Jadi dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media audio visual membantu proses budaya berbahasa Inggris menjadi baik serta dapat mengikuti tuntutan zaman yaitu bisa berbahasa Inggris di era revolusi industri 4.0.
Referensi
Abdul Muid, Pentingnya Bahasa Inggris dan Bahasa Arab pada Kurikulum Pendidikan, Jur. Ilmu Pendidikan Islam, Vol. 14, No. 2, Juli-Desember 2015.
Ahmad Fujiyanto, dkk, Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hubungan Antar Makhluk Hidup, Jur. Pena Ilmiah, Vol. 1, No. 1, 2016.
Hariyanto, salah satu Musyrif Ma’had Jami’ah Mathali’ul Falah, wawancara di Ma’had, Tanggal 12 Juli 2019.
Hasmiana Hasan Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Ketuntasanbelajar Ips Materi Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi, Dan Transportasi Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri 20 Banda Aceh, Jurnal Pesona Dasar, Vol. 3 No.4, Oktober 2016.
Izzah, salah satu mahasantriwati Ma’had jami’ah Mathali’ul Falah, wawancara di ma’had, Tanggal 11 Juli 2019.
Jacobus Rancabar, Sistem Sosial Budaya Indonesia: Suatu Pengantar (Bogor: GHalia Indonesia, 2006).
Kamilia Hamidah, Dosen Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (IPMAFA), ketika mengajar mata kuliah bahasa Inggris. Semester 1, bulan Oktober 2019.
Murti Ningsih, Pengaruh Perkembangan Revolusi Industri 4.0 Dalam Dunia Teknologi Di Indonesia, Fakultas Komputer, UAS.
Najmi Hayati dkk, Hubungan Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual Dengan Minat Peserta Didik pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Bangkinang Kota, Jurnal Al-Hikmah, Vol. 1, No, 2, Oktober 2017.
Seminar pendidikan bahasa inggris atasi masalah sosial di era revolusi industri 4.0 di universitas negeri medan, 14 november 2018.
Unika Prihatsanti, Menggunakan Studi Kasus Sebagai Metode Ilmiah Dalam Psikologi, Jur. Psikologi, Voc. 26, No. 2, 2018.
Umi, salah satu Musyrifah Ma’had Jami’ah Mathali’ul Falah, wawancara di mahad, Tanggal 11 Juli 2019.
William A. Haviland, Antropologi, Jilid I, (Jakarta: Erlangga, 1985).